Hai kawan, sungguh berungtung aku bisa berteman dengan anda.
Alhamdulillah dengan keadaan panik dan dramatis, file submisi berhasil terkirim.
Semua aman. Suatu kehormatan jika saya menjadi kawan yang anda ingat kelak.
Tentu saja saya juga akan mengingatnya.
Terimakasih Bantuannya :).
Semoga dibalas berlipat oleh Allah.
Yup, ini akhir aku menyapa anda melalui cara ini. Tapi jika ada waktu aku akan tetap menulis.
Salam.
Sunday, September 1, 2013
Saturday, August 17, 2013
Yang Ingin Ku Tulis Kemarin, Soal Sampah
Sekarang aku ingat apa yang ingin aku tulis!
Entah di Hasanuddin International Airport, entah di Sepingan International Airport kemaren, Soekarno-Hatta International Airport, atau di tempat umum manapun yang sudah disediakan tempat sampah di Indonesia, orang-orang tetap saja membuang sampah sembarangan. Apa sih susahnya mengumpulkan sampah dulu lalu bergerak beberapa meter untuk membuangnya di tempat sampah? Menyebalkan melihat keluarga terdiri dari anak-anak dan orang dewasa yang enak-enakan duduk-duduk makan permen, makan ini makan itu.. lalu anak-anaknya tidak ditegur saat meletakkan sisa bungkusan makanannya begitu saja di sembarang tempat. Oh.. pantas saja, bahkan orang dewasanya pun melakukan hal yang sama.
Lalu pernah suatu hari ibuku mengeluh melihat kebiasaan orang-orang di sekitar kontrakan barunya yang dekat dengan pengairan - semacam sungai kecil. Orang-orang di sekitar selalu membuang sampahnya di sungai tanpa rasa bersalah. "Sungai adalah tempat membuang sampah entah itu sampah organik atau non organik. Itu wajar, itu biasa, itu kebiasaan kami." barangkali seperti itu pikiran mereka. Barangkali lho..
Lalu beberapa hari berikutnya di facebook aku mendapati teman-temanku membagikan artikel besarta foto tentang bule yang bersurfing di lautan indonesia yang penuh sampah. Benar-benar penuh sampah! Rasanya malu sekali.. malu sekali! Tapi apa yang bisa aku perbuat saat itu hanyalah marah di dalam hati. Sampai sekarang saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat untuk masalah sampah itu.. Bahkan di tempatku saja saya membayar 'tukang sampah' untuk mengangkut sampah rumah (organik dan non organik disatukan) yang entah akan dibuang di mana..
Dan menyebalkan lagi, sekembalinya aku dari mudik, tempatku - studio kami.. sebenarnya sudah pasti dan sudah bisa di prediksi.. Berantakan dan kotor sekali! Oke waktunya bersih-bersih!
Sampah adalah masalah serius yang tidak kalah dari Korupsi! dan ini lebih berbahaya karena dilupakan banyak sekali orang. Membuang sampah sembarangan dilakukan berjamaah oleh banyaaaaaak sekali orang di Indonesia. Padahal dampak pengolahan sampah yang tidak tepat itu bisa berakibat berbagai macam musibah. Siapa yang salah? Aku memang salah karena ikut tidak peduli.. padahal bisa saja aku menolak untuk membayar 'tukang sampah' dan mengolah sampah organik dan non organik itu sendiri.. tapi rasanya kok percuma kalo cuma aku yang seperti itu. Di situ lah saya salahnya. Bersyukurnya saya sadar bahwa aku salah dan berniat suatu saat saya harus berubah.
Lalu siapa yang salah? Individu? Masyarakat? Pemerintah? Kebiasaan? Kalau boleh ku jawab, yang salah sistemnya. Sistem yang menyangkut tata cara pengolahan sampah, penyuluhan, pendidikan, reward dan punishment, fasilitas, dan pengawasan. Sistem tersebut, yang berkuasa untuk menjalankannya, merubahnya, mengevaluasinya adalah Pemerintah. Pemerintahlah yang mampu mempengaruhi orang banyak karena memiliki 'kuasa'. Aku pilih kesalahan terbesar ada pada sistem yang diterapkan pemerintah.. atau pemerintah tidak punya sistem pengolahan sampah sama sekali?
Aku pernah keluar negeri yakni ke Singapura dan Tokyo. Sangat iri betapa dua kota itu rapi dan bersih. Di tokyo yang selalu saya ingat adalah pemisahan sampahnya dan orang-orangnya yang mandiri membuang sampah bahkan direstoran cepat saji seperti burger king (peraturan direstoran itu, mereka harus membuang sendiri sisa makannya di tempat yang telah disediakan). Lalu di Singapura yang sangat berkesan adalah dendanya terhadap peraturan yang dilanggar termasuk membuang sampah sembarangan bahkan mungkin meludah sembarangan.
Lalu apa yang dilakukan pemerintah Indonesia yang negaranya begitu indah dengan kekayaan alam yang melimpah dan lautan yang luas?
Pernah aku berpikir menjadi Presiden(ini cita-cita asal saya waktu kecil) karena melihat begitu banyak permasalahan di negeri ini. Hahaha.. Lalu ketika muncul pertanyaan apa yang akan ku lakukan ketika menjadi Presiden? Aku langsung berkata, "sulit sulit". Aku berdoa semoga ada kalangan pemerintah yang berfikir bahwa sampah adalah masalah yang sangat penting untuk diingat dan dikelola dengan baik.
Oia, Sepupuku yang dosen bahasa inggris juga sekolah gratis di Amerika.
Entah di Hasanuddin International Airport, entah di Sepingan International Airport kemaren, Soekarno-Hatta International Airport, atau di tempat umum manapun yang sudah disediakan tempat sampah di Indonesia, orang-orang tetap saja membuang sampah sembarangan. Apa sih susahnya mengumpulkan sampah dulu lalu bergerak beberapa meter untuk membuangnya di tempat sampah? Menyebalkan melihat keluarga terdiri dari anak-anak dan orang dewasa yang enak-enakan duduk-duduk makan permen, makan ini makan itu.. lalu anak-anaknya tidak ditegur saat meletakkan sisa bungkusan makanannya begitu saja di sembarang tempat. Oh.. pantas saja, bahkan orang dewasanya pun melakukan hal yang sama.
Lalu pernah suatu hari ibuku mengeluh melihat kebiasaan orang-orang di sekitar kontrakan barunya yang dekat dengan pengairan - semacam sungai kecil. Orang-orang di sekitar selalu membuang sampahnya di sungai tanpa rasa bersalah. "Sungai adalah tempat membuang sampah entah itu sampah organik atau non organik. Itu wajar, itu biasa, itu kebiasaan kami." barangkali seperti itu pikiran mereka. Barangkali lho..
Lalu beberapa hari berikutnya di facebook aku mendapati teman-temanku membagikan artikel besarta foto tentang bule yang bersurfing di lautan indonesia yang penuh sampah. Benar-benar penuh sampah! Rasanya malu sekali.. malu sekali! Tapi apa yang bisa aku perbuat saat itu hanyalah marah di dalam hati. Sampai sekarang saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat untuk masalah sampah itu.. Bahkan di tempatku saja saya membayar 'tukang sampah' untuk mengangkut sampah rumah (organik dan non organik disatukan) yang entah akan dibuang di mana..
Dan menyebalkan lagi, sekembalinya aku dari mudik, tempatku - studio kami.. sebenarnya sudah pasti dan sudah bisa di prediksi.. Berantakan dan kotor sekali! Oke waktunya bersih-bersih!
Sampah adalah masalah serius yang tidak kalah dari Korupsi! dan ini lebih berbahaya karena dilupakan banyak sekali orang. Membuang sampah sembarangan dilakukan berjamaah oleh banyaaaaaak sekali orang di Indonesia. Padahal dampak pengolahan sampah yang tidak tepat itu bisa berakibat berbagai macam musibah. Siapa yang salah? Aku memang salah karena ikut tidak peduli.. padahal bisa saja aku menolak untuk membayar 'tukang sampah' dan mengolah sampah organik dan non organik itu sendiri.. tapi rasanya kok percuma kalo cuma aku yang seperti itu. Di situ lah saya salahnya. Bersyukurnya saya sadar bahwa aku salah dan berniat suatu saat saya harus berubah.
Lalu siapa yang salah? Individu? Masyarakat? Pemerintah? Kebiasaan? Kalau boleh ku jawab, yang salah sistemnya. Sistem yang menyangkut tata cara pengolahan sampah, penyuluhan, pendidikan, reward dan punishment, fasilitas, dan pengawasan. Sistem tersebut, yang berkuasa untuk menjalankannya, merubahnya, mengevaluasinya adalah Pemerintah. Pemerintahlah yang mampu mempengaruhi orang banyak karena memiliki 'kuasa'. Aku pilih kesalahan terbesar ada pada sistem yang diterapkan pemerintah.. atau pemerintah tidak punya sistem pengolahan sampah sama sekali?
Aku pernah keluar negeri yakni ke Singapura dan Tokyo. Sangat iri betapa dua kota itu rapi dan bersih. Di tokyo yang selalu saya ingat adalah pemisahan sampahnya dan orang-orangnya yang mandiri membuang sampah bahkan direstoran cepat saji seperti burger king (peraturan direstoran itu, mereka harus membuang sendiri sisa makannya di tempat yang telah disediakan). Lalu di Singapura yang sangat berkesan adalah dendanya terhadap peraturan yang dilanggar termasuk membuang sampah sembarangan bahkan mungkin meludah sembarangan.
Lalu apa yang dilakukan pemerintah Indonesia yang negaranya begitu indah dengan kekayaan alam yang melimpah dan lautan yang luas?
Pernah aku berpikir menjadi Presiden(ini cita-cita asal saya waktu kecil) karena melihat begitu banyak permasalahan di negeri ini. Hahaha.. Lalu ketika muncul pertanyaan apa yang akan ku lakukan ketika menjadi Presiden? Aku langsung berkata, "sulit sulit". Aku berdoa semoga ada kalangan pemerintah yang berfikir bahwa sampah adalah masalah yang sangat penting untuk diingat dan dikelola dengan baik.
Oia, Sepupuku yang dosen bahasa inggris juga sekolah gratis di Amerika.
Friday, August 16, 2013
Balik Papan
Status penumpang transit yang harus menunggu selama tiga jam untuk terbang ke Jogja. Tidak apa-apa karena aku bisa mengakses lagi blog ini dengan wifi gratis. Sayangnya aku tidak tahu apa yang harus ku tulis lebih lanjut. Tapi aku cukup puas karena membaca cukup banyak kabarmu. Tidak curang kan :).
Monday, August 12, 2013
Selamat malam
Selamat malam,
Ini cuma kabar kalau aku punya kenalan teman yang pernah tinggal lama di jepang. Dia bisa bermain piano dan mungkin alat musik lain.. Ah, suaranya bagus!
Aku suka jenis musik yang dinyanyikannya. "Tapi jenis musik itu tidak laku kalau di Indonesia" begitu katanya. Puti, kami berkenalan di acara yang diadakan kedutaan besar Jepang di Jakarta.
Ini soundcloudnya:
https://soundcloud.com/putichitara
ini bagus:
https://soundcloud.com/depanmonitor/puti-chitara-sarsaparilla
hmmm.. kayaknya banyak lagu-lagunya yang gak ada di situ.. hmm dulu banyak yang ceria juga lho!
Ini cuma kabar kalau aku punya kenalan teman yang pernah tinggal lama di jepang. Dia bisa bermain piano dan mungkin alat musik lain.. Ah, suaranya bagus!
Aku suka jenis musik yang dinyanyikannya. "Tapi jenis musik itu tidak laku kalau di Indonesia" begitu katanya. Puti, kami berkenalan di acara yang diadakan kedutaan besar Jepang di Jakarta.
Ini soundcloudnya:
https://soundcloud.com/putichitara
ini bagus:
https://soundcloud.com/depanmonitor/puti-chitara-sarsaparilla
hmmm.. kayaknya banyak lagu-lagunya yang gak ada di situ.. hmm dulu banyak yang ceria juga lho!
Sunday, August 11, 2013
Sedikit untuk Ku Ceritakan
Hei ya!
Selalu mengetahui kabar darimu teman, bikin aku ketawa ketiwi..
Bukan, kamu tidak konyol, tapi ada sensasi lain, disaat aku khawatir ternyata kenyataannya aku tidak perlu khawatir. Lalu aku jadi ketawa-ketiwi tidak jelas.
Ibu tidak jadi datang di hari ini, malahan besok baru bertolak dari kampung.
Jadi salam untuk ibu dan salam untuk cotonya akan tertunda.
Sampai hari ini aku belum melakukan perjalanan. Ada dua niatan yang batal, pertama renang dengan sepupu dan kedua futsal dengan keluarga besar. Dua-duanya batal! Yang pertama karena aku telat bangun, kepala pusing lalu pilek serta bersin-bersin. Huh! Sedang futsal semalam batal karena arena futsalnya masih tutup dalam rangka lebaran. hiks hiks.. Padahal itu ajang kami berkumpul (anak laki-laki dalam keluarga besar ini).
Soal resolusi, Aku tidak pernah membuatnya dengan jelas.. selalu saja tak tertulis sampai aku lupa kapan waktunya. Tapi soal menikah, aku ingat Ibu berkata umur 25. Tapi sekarang aku tidak menjadikan itu patokan. Aku hanya yakin mulai sekarang kapan pun aku harus siap. Karena sejak tahun lalu aku sudah berniat. Ups, ini memalukan nggak ya.. Sepertinya tidak.
Hmmm..
untuk cerita-cerita lengkapnya kamu bisa tanya langsung. Maksudku langsung tanpa perantara surat atau apapun, di saat kita bisa menampakkan diri kita masing-masing teman : ).
Semangat semangat!
Selalu mengetahui kabar darimu teman, bikin aku ketawa ketiwi..
Bukan, kamu tidak konyol, tapi ada sensasi lain, disaat aku khawatir ternyata kenyataannya aku tidak perlu khawatir. Lalu aku jadi ketawa-ketiwi tidak jelas.
Ibu tidak jadi datang di hari ini, malahan besok baru bertolak dari kampung.
Jadi salam untuk ibu dan salam untuk cotonya akan tertunda.
Sampai hari ini aku belum melakukan perjalanan. Ada dua niatan yang batal, pertama renang dengan sepupu dan kedua futsal dengan keluarga besar. Dua-duanya batal! Yang pertama karena aku telat bangun, kepala pusing lalu pilek serta bersin-bersin. Huh! Sedang futsal semalam batal karena arena futsalnya masih tutup dalam rangka lebaran. hiks hiks.. Padahal itu ajang kami berkumpul (anak laki-laki dalam keluarga besar ini).
Soal resolusi, Aku tidak pernah membuatnya dengan jelas.. selalu saja tak tertulis sampai aku lupa kapan waktunya. Tapi soal menikah, aku ingat Ibu berkata umur 25. Tapi sekarang aku tidak menjadikan itu patokan. Aku hanya yakin mulai sekarang kapan pun aku harus siap. Karena sejak tahun lalu aku sudah berniat. Ups, ini memalukan nggak ya.. Sepertinya tidak.
Hmmm..
untuk cerita-cerita lengkapnya kamu bisa tanya langsung. Maksudku langsung tanpa perantara surat atau apapun, di saat kita bisa menampakkan diri kita masing-masing teman : ).
Semangat semangat!
Bahagialah
Sebelum sempat hilang, aku melihatnya
Pandangan jauh ke depan darimu
Itulah kamu, dan khawatirku hilang
Seperti itulah seharusnya
Aku tidak menyangka itu akan hilang
Apakah karena aku sudah melihat,
Atau aku beruntung sempat melihatnya
Seperti apa pikirmu
Ketetapan hati,
Bisa ku anggap sebagai ikhlas
Karenanya apa pun yang terjadi aku tidak khawatir lagi
Karena ikhlas adalah kunci bahagia
Tidak ada yang aku inginkan selain itu terhadap kita semua.
Itulah jawabannya,
Kamu boleh berbahagia
Pandangan jauh ke depan darimu
Itulah kamu, dan khawatirku hilang
Seperti itulah seharusnya
Aku tidak menyangka itu akan hilang
Apakah karena aku sudah melihat,
Atau aku beruntung sempat melihatnya
Seperti apa pikirmu
Ketetapan hati,
Bisa ku anggap sebagai ikhlas
Karenanya apa pun yang terjadi aku tidak khawatir lagi
Karena ikhlas adalah kunci bahagia
Tidak ada yang aku inginkan selain itu terhadap kita semua.
Itulah jawabannya,
Kamu boleh berbahagia
Saturday, August 10, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)