Wednesday, August 7, 2013

Internazionale

Presiden,
Dulu ketika ditanya apa cita-citamu? Ada beberapa jawaban yang mainstream bagi anak-anak kecil.
Dokter, Insinyur, dan jawabanku Presiden. Yah, aku masih ingat lukisan Soeharto yang digambar kakak laki-lakiku saat masih dia SMP. Soeharto adalah presiden saat itu. Dulu ketika hari kemerdekaan, pasti selalu berkesan bagiku. Aku sangat suka menonton siaran langsung upacara yang dihadiri Bpk. Soeharto. Aku juga suka sekali menonton atraksi pesawat militer.
Beda dengan 17 agustusan sekarang.. Jangan-jangan rasa nasionalismeku menurun di bandingkan ketika masih kecil dulu. Ups, ini bukan soal Soeharto presidennya atau bukan. Tapi soal kenyataan-kenyataan yang aku ketahui ketika aku dewasa. Soal kerjaan-kerjaan yang ku kerjakan. Soal uang, uang, dan uang. Aku benci uang.. tapi aku butuh uang.

Jawaban presiden itu hanya bertahan sampai kelas 2 SD. Internazionale Milano! Alfaro Recoba, Christian Vieri, Javier Zanetti! Aku ingin menjadi pemain sepak bola profesional dan bermain di Inter Milan. Aku suka sekali olahraga ini. Ketika SD aku kuat begadang untuk menyaksikan pertandingan Liga Calcio Serie A dan tentu saja menonton wakil Serie A di ajang Piala Champion. Hei, dulu aku jago main sepak bola!
Kemudian aku ingin menjadi pelukis, lalu ingin jadi Arsitek, lalu sempat ingin jadi Hafidz Quran dan terakhir ketika kelas 3 SMP ingin menjadi Komikus.

Komikus.. ini yang sampai sekarang aku perjuangkan. Menjadi Komikus itu tidak sederhana.. Itu seperti perang. Perang Industri dan Budaya! Dalam perang itu aku adalah serdadu di pihak yang persenjataannya tertinggal oleh pihak musuh yang memiliki persenjataan mutakhir. Hmm, rumit ya.. Ah aku tidak mau ngomong yang lebih rumit lagi.

Sampai sekarang aku masih dekat dengan cita-citaku yang dulu. Aku masih bermain sepak bola yang akhir-akhir ini berubah menjadi futsal. Lukis dan arsitek cukup dekat dengan kerjaanku. Presiden?

Hmmm.. Yah, begitulah.
Forza Internazionale!
Bravo Sepak Bola Indonesia!

No comments:

Post a Comment